In The Cafe

imut5

Title     : In The Café
Author : Muthmay (@muthmay2499)


“Kau benar-benar gila, Shim? Mau membuatku shock setiap saat, hah?!”

 
Changmin merotasikan matanya jengah. Masih asik memandang pemandangan luar dari balik kaca café. Ia sebenarnya sangat menikmati suasana seperti ini. Menunggu matahari tergelincir hanya dengan duduk santai sembari menikmati secangkir kopi panas, berdua dengan gadis itu. Melihat orang-orang sibuk dengan aktifitas sementara mereka menikmati libur di sela-sela waktu yang sempit. Dari sudut café ini.

 
“Ekspresi wajahmu itu sangat kuno. Apalagi saat kau berakting dengan wanita itu. Oh my! Tidak ada harganya sama sekali.” Ternyata dia masih berapi-api. Masih membahas musik video di album terbaru TVXQ, Something. Padahal album itu menempati chat nomer satu di beberapa tangga musik. Benar-benar!

 
Sebenarnya telinga Changmin sudah pengang mendengar segala ocehan gadis di hadapannya. Ia sudah merasa sangat bosan menanggapinya. Oh ayolah! Mereka selalu membahas ini ketika bertemu, seperti tidak ada topik lain. Ia menghela napas pendek. Mengambil cangkir miliknya dan mengesapnya perlahan, kemudian menaruhnya kembali. Changmin menopang dagunya dengan kedua telapak tangan yang sengaja ia taruh di atas meja.

 
“Benarkah?” tanyanya pendek sembari tersenyum tipis.
Gadis di hadapannya terlihat kehabisan kata. Hanya bisa membuka dan menutupkan mulutnya. “Tentu saja,” –terihat memutar otak- “Apalagi untuk bagian kau saat ingin mencium model wanita itu. Oh my! Apakah kalian tidak kreatif bahkan untuk membuat adegan-adegan saja sampai harus menggunakan adegan kuno seperti itu. Astaga!”

 
Masih belum mengaku juga rupanya. Sampai kapan kau akan tetap bertahan dengan gengsimu?

 
Gadis itu. Dengan tingkat keras kepala yang mungkin mengakar. Dengan segala omongan pedasnya tentang dia, meski sebenarnya mengakui kelebihan Changmin dalam hati. Dengan segala tingkah manis dan manja. Dengan sikap ramahnya, yang sering kali membuat Changmin cemburu karena bisa dekat dengan lelaki lain dengan mudah. Dengan segala potensinya yang membuat Changmin mengutuk habis-habisan sang direktur atas kharakter Sooyoung di atas panggung. Dengan segala hatinya, membuat Changmin bertekuk lutut dengan gadis itu. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, membuat Changmin sedikit demi sedikit mulai mengimbangi sifat gadis itu, bahkan mencoba untuk menjadi lelaki yang paling pantas untuknya. Changmin yang terlihat cuek akan menjadi pendengar yang baik. Mendengarkan segala keluh kesalnya serta sesekali menimpal. Mereka dulu sering bertengkar, tapi sangat canggung ketika kamera menyorot mereka. Mereka dekat karena gerakan hati. Berawal dari benci dan berakhir dengan cinta. Bukankah sangat dramatis? Changmin tersenyum malu mengingatnya.

 
“Kenapa kau tersenyum seperti itu, eoh?” gadis itu memincing menatap Changmin.

 
Changmin mengubah duduknya menjadi tegap. Matanya hanya terfokus melihat gadis itu. Tak henti-hentinya tersenyum manis. “Tapi aku tetap tampan di MV tersebut bukan?”

 
“Tetap saja. Terlihat murahan.”

 
“Tadinya aku meminta ada adegan shinshipnya.” Lelaki itu mendesah kecewa –pura pura- “Tapi kau tahu kan? Aku memiliki gadis yang sangat pencemburu.” Dia menatap Sooyoung dengan ekspresi kemenangan.

 
“Apa katamu? Cemburu? Oh ayolah! Aku bukan anak remaja yang sedang terkena syndrome fall in love.” Changmin melebarkan senyumannya, menurunkan kacamata hitamnya hanya sekedar melihat tanpa penghalang ekspresi Sooyoung. Memberi tanda bahwa ia sudah menang sekarang. “Aku tak percaya.” Sooyoung mendengus kesal atas balasan Changmin tadi. Dia menarik topi hijau lumutnya supaya lebih menutupi wajahnya. Dia kalah kali ini.

 
Seorang pelayan membawakan note pembayaran. Changmin membayar semuanya dan mengucapkan terimakasih kepada pelayan tersebut. Mereka hilang topik setelah itu. Suara musik jazz menggema di segala penjuru café ini. Changmin mencuri pandang ke Sooyoung dan gadis itu masih bertahan pada posisinya. Menghadap ke luar jendela, enggan menatap Changmin lagi ataupun mengeluarkan semua kekesalannya. Baiklah. Dia mengalah untuk masalah ini. Sooyoung, jika sudah marah akan lama. Bahkan tak segan, gadis itu akan marah sampai berminggu-minggu jika benar-benar kesal dan dalam mood yang kurang baik.

 
Lelaki itu berdehem sebentar. Menarik tangan kanan gadis itu dan menyematkan sebuah cincin dari emas putih dengan permata kecil berwarna hitam di tengahnya. Sederhana dan elegant. Perbuatan Changmin membuat Sooyoung menatapnya heran. “Aku tahu maksudmu. Kau mau aku tidak melakukan adegan shinship dengan wanita lain, bukan? Jadi, bersiaplah menikah denganku, Choi Sooyoung.” Changmin tersenyum puas melihat cincin pemberiannya melekat indah di jari telunjuk Sooyoung, gadis itu. Tanpa mempedulikan ekspresi Sooyoung saat ini.

 
“Secepatnya.” Imbuh Changmin lagi. Dan gadis itu menyambutnya dalam pelukan haru. Semuanya tuntas hari ini. Soal MV itu, sebenarnya Sooyoung hanya mencari alasan karena dia sangat cemburu. Kkkkkk~

 

Lagi kena writer’s block. Bingung mau nulis apa.
Yakin banget ff ini aneh ples abstur ples gak je.
Ending yg memaksa dan awalnya yang abstur.
Bahkan aku gak bisa ngubah apa-apa lagi. Udah buntu, broo..
Sorry untuk nyampah di blog ini… hehehehe
Thanks yang udah baca… 

 

21 thoughts on “In The Cafe

  1. ya ampun changmin kamu ngelamar sooyoung begitu doang? pas lagi dikafe, abis dengerin ceramahannya sooyoung lagi? ckckck

  2. Kalo ff ini sampah, mungkin ini adalah sampah yg paling manis kkk *ngegombalguaceritanya
    Ffnya pendek tapi manis sukses bikin gua cengar cengir tengah malam ^^
    thanks atas postingan ffnya keep writing ditunggu maha karya lainnya:)

  3. Dari benci jadi cinta?? Pengen ikut juga ngerasaain. Cuma sama Kyuppa kali yah. Wkwkwk~

    Keren deh, suka sama Soo eonnie yg cemburu tapi tetap ajah nyari alibi biar gak gamblang bilang ‘aku cemburu pada gadis itu’ kekeke~

  4. Pingback: LIBRARY | Coretan kecil

  5. Pingback: LIBRARY | Coretan kecil

Leave a comment